Hanya ada satu kata yang tepat untuk menggambarkan film The Hobbit, An Unexpected Journey. Luar Biasa! Berikut adalah ulasan singkat dariku. Aku coba buat review film ini. Enjoy!
Film yang merupakan reboot ulang Trilogi Lord Of The Ring ini menceritakan tentang flashback pengalaman seorang Hobbit muda Bilbo Baggins, yang mengalami "perjalanan yang tak terduga" ke Lonely Mountain untuk membantu sekelompok Dwarf dalam merebut kembali rumah mereka yang diduduki seekor naga bernama Smaug. Bilbo pada awalnya enggan untuk ikut dalam petualangan ini dan meninggalkan rumahnya yang nyaman di Shire. Namun, dengan teknik bujukan persuasif dari Gandalf Si Penyihir, Bilbo akhirnya turut terlibat bersama kelompok Dwarf ini. Yang seru, film ini dari awal hingga akhir penuh menyajikan adegan perkelahian yang fantastis, antara Bilbo dan kelompoknya melawan serombongan Orc yang dipimpin oleh Azoq.
Sebagai awam, aku selalu menganggap film-film Lord of the Rings adalah contoh terbaik dari bentuk sinematik populer. Penilaian serupa juga aku berikan pada The Hobbit: An Unexpected Journey. Namun ada satu hal yang menggangguku. Entah kenapa konsep "reboot" cerita yang menjadi tren belakangan ini sangat tidak sesuai dengan apa yang aku apresiasikan tentang fiksi. Masih ingat bagaimana kecewanya saat menonton Star Wars I: The Phantom Menace pada tahun 1999, padahal seri Star Wars setelahnya sudah kita tonton bertahun-tahun yang lalu? Nah, rasa seperti itulah yang menggangguku saat menonton The Hobbit.