Internet memungkinkan sebuah perusahaan dikelola oleh tim yang bekerja tanpa kantor dari jarak jauh. Karena cara pengelolaan perusahaan jenis ini berbeda dengan cara pengelolaan perusahaan yang hirarkis dan terpusat di kantor-kantor, mari kita simak ulasan Scott Berkun di situs Harvard Business Review, setelah beliau bekerja selama setahun di WordPress.com sebagai Team Leader.
WordPress.com adalah situs penyedia layanan aplikasi blog gratis yang terkemuka dan memduduki peringkat ke 15 sebagai situs yang paling banyak dikunjungi di dunia. Situs ini dijalankan oleh Automattic Inc, sebuah perusahaan yang pengelolaannya 100% dijalankan oleh tim terdistribusi, atau setiap karyawannya bekerja dari rumah, atau lebih tepatnya bekerja secara mobile di mana pun di dunia yang mereka inginkan. Walau cara menjalankan perusahaan dengan metode tim terdistribusi belum tentu sesuai untuk segala jenis organisasi, Scott Berkun mengemukakan ada lima landasan yang menyebabkan WordPress berhasil dikelola dengan strategi ini.
1. Kreativitas tumbuh subur secara online.
Saat ini terdapat ribuan proyek Open Source brilian yang dikerjakan bersama oleh ribuan orang di seluruh dunia. Hal serupa dapat diterapkan dalam sebuah organisasi perusahan. Karyawan Automattic menggunakan chat room, media sosial, dan blog internal untuk saling berbagi ide dan berkolaborasi secara intens di sekitar masalah perusahaan dari jarak jauh. Sekarang, jarak bukan hambatan bagi tumbuhnya kreatifitas kelompok. Malah, Internet menjembatani kreatifitas individu menjadi kreatifitas kelompok tanpa memperdulikan jarak dan zona waktu.
Saat ini terdapat ribuan proyek Open Source brilian yang dikerjakan bersama oleh ribuan orang di seluruh dunia. Hal serupa dapat diterapkan dalam sebuah organisasi perusahan. Karyawan Automattic menggunakan chat room, media sosial, dan blog internal untuk saling berbagi ide dan berkolaborasi secara intens di sekitar masalah perusahaan dari jarak jauh. Sekarang, jarak bukan hambatan bagi tumbuhnya kreatifitas kelompok. Malah, Internet menjembatani kreatifitas individu menjadi kreatifitas kelompok tanpa memperdulikan jarak dan zona waktu.
2. Biaya operasi kerja jarak jauh tidak seragam.
Manajemen Automattic menyadari bahwa tidak mungkin menerapkan standar kerja yang sama dalam mengevaluasi kinerja tim jarak jauh. Automattic menyediakan banyak kebijakan tunjangan dan penyesuaian kompensasi untuk dipilih sesuai dengan kondisi dan lokasi pekerja. Mencoba menerapkan cara kerja mobile dari jarak jauh tanpa menyiapkan struktur tunjangan atau penyesuaian kompensasi yang memadai adalah sia-sia. Setiap ide progresif yang dibuat akan gagal jika orang-orang yang bertanggung jawab tidak dengan suka rela mendukungnya.
Manajemen Automattic menyadari bahwa tidak mungkin menerapkan standar kerja yang sama dalam mengevaluasi kinerja tim jarak jauh. Automattic menyediakan banyak kebijakan tunjangan dan penyesuaian kompensasi untuk dipilih sesuai dengan kondisi dan lokasi pekerja. Mencoba menerapkan cara kerja mobile dari jarak jauh tanpa menyiapkan struktur tunjangan atau penyesuaian kompensasi yang memadai adalah sia-sia. Setiap ide progresif yang dibuat akan gagal jika orang-orang yang bertanggung jawab tidak dengan suka rela mendukungnya.
3. Budaya kerja memegang peranan sangat penting.
Automattic menyediakan berbagai kebijakan yang dirancang untuk memberdayakan karyawan, dan kerja jarak jauh dalam tim yang terdistribusi hanyalah salah satu dari kebijakan ini. Mereka percaya setiap karyawan sebagai individu tahu bagaimana cara terbaik untuk menjadi produktif, dan manajemen bertugas untuk memberikan pilihan dan mengelolanya. Jika karyawan memiliki motivasi diri dan diberdayakan, kerja dari jarak jauh dapat memacu produktivitas. Tetapi, pada akhirnya, model ini hanya bekerja jika para manajer dan karyawan sama-sama peduli pada hasil kerja yang dicapai (result oriented), bukan pada hal lain yang tidak substansial. Budaya kerja result oriented inilah yang dibina dengan baik di Automattic.
Automattic menyediakan berbagai kebijakan yang dirancang untuk memberdayakan karyawan, dan kerja jarak jauh dalam tim yang terdistribusi hanyalah salah satu dari kebijakan ini. Mereka percaya setiap karyawan sebagai individu tahu bagaimana cara terbaik untuk menjadi produktif, dan manajemen bertugas untuk memberikan pilihan dan mengelolanya. Jika karyawan memiliki motivasi diri dan diberdayakan, kerja dari jarak jauh dapat memacu produktivitas. Tetapi, pada akhirnya, model ini hanya bekerja jika para manajer dan karyawan sama-sama peduli pada hasil kerja yang dicapai (result oriented), bukan pada hal lain yang tidak substansial. Budaya kerja result oriented inilah yang dibina dengan baik di Automattic.
4. Karyawan bebas memilih.
Jika seorang karyawan dapat membuktikan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan di kantor maupun di luar kantor dengan sama baiknya, maka karyawan tersebut layak untuk diberi pilihan bekerja dalam tim yang terdistribusi. Automattic menyadari bahwa mereka dapat mempekerjakan orang dengan kualitas yang lebih baik secara mobile, karena orang tersebut mempunyai pilihan: tidak perlu pindah ke lokasi yang dekat atau menghabiskan waktu diperjalanan ke kantor.
Jika seorang karyawan dapat membuktikan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan di kantor maupun di luar kantor dengan sama baiknya, maka karyawan tersebut layak untuk diberi pilihan bekerja dalam tim yang terdistribusi. Automattic menyadari bahwa mereka dapat mempekerjakan orang dengan kualitas yang lebih baik secara mobile, karena orang tersebut mempunyai pilihan: tidak perlu pindah ke lokasi yang dekat atau menghabiskan waktu diperjalanan ke kantor.
5. Alat kerja yang membantu mobilitas.
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa karyawan Automattic jarang menggunakan email untuk komunikasi internal. Sebaliknya mereka menggunakan blog internal, chat room, dan Skype sebagai alat kerja secara intens. Bahkan ketika karyawan Automattic bertemu secara fisik, mereka tetap menggunakan alat kerja yang sama seperti ketika bekerja secara terpisah. Hal ini menjamin tidak ada karyawan yang merasa ditinggalkan atau ketinggalan topik percakapan, terlepas dari zona waktu mereka.
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa karyawan Automattic jarang menggunakan email untuk komunikasi internal. Sebaliknya mereka menggunakan blog internal, chat room, dan Skype sebagai alat kerja secara intens. Bahkan ketika karyawan Automattic bertemu secara fisik, mereka tetap menggunakan alat kerja yang sama seperti ketika bekerja secara terpisah. Hal ini menjamin tidak ada karyawan yang merasa ditinggalkan atau ketinggalan topik percakapan, terlepas dari zona waktu mereka.
Selain Automattic dan WordPress, masih banyak contoh bisnis lain yang berhasil mengembangkan usahanya dengan strategi tim terdistribusi jarak jauh ini. Sebelum memutuskan bahwa strategi ini sesuai atau tidak bagi kita, harap pelajari dulu bagaimana suatu perusahaan berhasil dan gagal dalam menerapkan metode kerja tim yang terdistribusi, serta tetap mencetak keuntungan dari strategi ini.
Bagaimana dengan perusahaan anda?
Bagaimana dengan perusahaan anda?